KTP Digital Dalam Wujud Ideal, Sekali Klik Terhubung ke Semua Layanan Publik

Yogyakarta - Warga kampus Universitas Gadjah Mada tampak sangat antusias mengaktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD). Hingga hari ke-4, Jumat (4/5/2023), pelaksanaan Dukcapil Goes to Campus di "Kampus Biru" Bulaksumur, Depok, Sleman, DIY, sebanyak 5.111 pemohon telah mengaktivasi aplikasi IKD alias KTP digital.

Menurut Dirjen Dukcapil Kemendagri Teguh Setyabudi, Dukcapil Goes to Campus bertujuan untuk mendekatkan layanan administrasi kependudukan (adminduk), khususnya aktivasi IKD ke perguruan tinggi. "Mahasiswa adalah agen perubahan, jadi dengan mendekatkan IKD ke kampus diharapkan program KTP digital lebih cepat berakselerasi," kata Dirjen Teguh.

Dalam benak Dirjen Teguh Setyabudi, aplikasi IKD itu bakal seperti SingPass atau 'Singapore Personal Access', yakni sebagai hub (network) bagi pelayanan publik lain. Cukup melakukan single sign on (SSO), masyarakat tidak perlu repot mengisi banyak formulir atau aplikasi. 

Dengan SSO, pengguna tidak perlu mengingat banyak username dan password. Cukup dengan satu credential, sehingga pengguna cukup melakukan proses otentikasi sekali saja untuk mendapatkan izin akses terhadap semua layanan aplikasi yang tersedia di dalam jaringan.

"Kita hanya perlu satu aplikasi IKD saja, yang isinya sama: Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nama, untuk semua pelayanan publik. Melalui IKD, maka kita akan terkoneksi dan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan, pendidikan, pelayanan sosial, perbankan, pajak, payment gateway, dan masih banyak lainnya. Semuanya dilakukan melalui handphone dalam genggaman tangan," tutur Dirjen Teguh saat membuka acara Dukcapil Goes to Campus di Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Sleman, DIY, Selasa (2/5/2023).

Metode ini paling nyaman bagi semua, lanjut Teguh, apalagi bila semua layanan publik terintegrasi dengan NIK, Pemerintah akan menghemat biaya server dan storage triliunan rupiah. "Bagi lembaga pengguna boleh melakukan verifikasi dan validasi NIK, tetapi tidak perlu menyimpan data," kata Teguh.

Oleh sebab itu, Teguh menegaskan, untuk mencapai kondisi ideal tersebut, program IKD mesti dimulai dari sekarang. "IKD harus kita masifkan lewat berbagai cara, dengan Dukcapil Goes to Campus, goes to school, goes to government, dan goes business melalui perguruan tinggi, serta kantor pemerintahan dan swasta," pungkas Teguh.

Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia mengaku menyambut gembira kerja sama dengan Ditjen Dukcapil Kemendagri ini. "Ini usaha yang komprehensif untuk membuatkan identitas kependudukan digital yang menjadi prioritas bagi civitas akademika Universitas Gadjah Mada," katanya. 

Dirinya yakin di masa depan, IKD akan semakin handal untuk mempermudah masyarakat mengurus pelayanan publik tanpa batasan ruang dan waktu. "Saya kira ini respons pemerintah yang bagus menyikapi perkembangan teknologi," pungkas Prof. Ova Emilia. Dukcapil***

Sumber :

https://dukcapil.kemendagri.go.id/berita/baca/1710/ktp-digital-dalam-wujud-ideal-sekali-klik-terhubung-ke-semua-layanan-publik